Posts

Showing posts from 2011

Beginilah Aku Akan Mengingat Kamu

If it's true, from the start  that the name of those we love are written in our hearts.  And we search 'til we find in this jungle of confusion  something that remind us how we love each other,  that I think I've found a clue.  'Cause I'm certain I remember you Menatapmu rasanya seperti menerawang ke balik layar putih pentas wayang kulit. Kamu nyata, begitu nyata...namun pada saat yang sama, kamu terasa surreal, bagai permainan bayangan dan sorot lampu yang membawaku ke dunia khayal. Aku terpaku semalam suntuk, menikmati kamu menguntai kehidupanmu. Aku memeluk lutut dan menghela nafas ketika indera dan imajiku menekuri langkahmu, membiarkan waktu menyibak di sekitarku seperti kerumunan pejalan kaki yang tak peduli. Kamu datang. Lalu...kamu tersenyum . Ah...aku selalu menyukai senyummu yang sehangat syal rajut itu. Gerakan bibirmu (datar di tengah, dengan ujung bibir yang menanjak landai) membuat lengkung dagumu semakin kentara. Kamu memiliki kerutan di s

Saya dan "Rewriting Ad Infinitum"

Hello! I'm still alive! Isn't it surprising? :D Sebenarnya sih saya sering pengen nulis di sini, tapi entah kenapa nggak jadi-jadi. Baru sekarang, sambil menunggu selesai download dorama Hana Yori Dango (Jadul tapi ngangenin, hahaha), film Boku no Hatsukoi wo Kimi ni Sasagu (maklum, lagi naksir Okada Masaki --pemeran Masamune Asuka di Otomen ) dan belajar Psikologi Sosial Terapan (needless to say, it's a lie, people), saya memutuskan untuk kembali menyemarakkan (?) blog ini. Well, sampai hari ini, saya mau bilang bahwa hidup saya menyenangkan. Saya membaca banyak buku bagus (Dua di antaranya adalah Atonement - Ian McEwan dan Lucky - memoir Alice Sebold, penulis The Lovely Bones . Go read them! It's highly recommended) , nonton banyak film bagus (z.B. The Edge of Love... oh well, I'm a big fan of Keira Knightley ), ikutan banyak acara rame (z.B TPD, Training Pengembangan Diri Fapsi. Oooh...angkatan 2011! I like them as a whole, they're so cute. Hanya sedikit

Past Midnight Rant

I've got the time and I'm wasting it slowly Here in this moment I'm half way out the door Onto the next thing, I'm searching for something that's missing There's gotta be more to life... Than chasing down every temporary high to satisfy me Cause the more that I'm... Tripping out thinking there must be more to life Well it's life, but I'm sure... there's gotta be more Than wanting more (There's Gotta Be) More To Life - Stacie Orrico Guten Abend! (Oder soll ich sage "Guten Morgen"?) Saya harusnya tidur di tempat tidur (iya, masak di keset -_-) tapi pada kenyataannya, saya masih mojok di sofa dengan Moneymaker di pangkuan. Baru ngeberesin tinjauan teori tugas konstruksi tes (nggak tau bener atau nggak, saya mengerjakannya di bawah pengaruh kafein dosis tinggi). Seabrek lagi tugas menumpuk, but I just can't find the spirit within me to finish them all. I just can't find that spirit to enjoy my

'Tis The Last Rose of Summer

Image
Guten Abend. Saya memutuskan untuk istirahat sejenak dari tugas PST dan tugas kontes dengan berbagi mengenai salah satu puisi kesukaan saya : 'Tis The Last Rose of Summer. 'Tis The Last Rose of Summer by Thomas Moore (1779-1852) 'Tis the last rose of summer Left blooming alone; All her lovely companions Are faded and gone; No flower of her kindred, No rosebud is nigh, To reflect back her blushes, To give sigh for sigh. I'll not leave thee, thou lone one! To pine on the stem; Since the lovely are sleeping, Go, sleep thou with them. Thus kindly I scatter, Thy leaves o'er the bed, Where thy mates of the garden Lie scentless and dead. So soon may I follow, When friendships decay, From Love's shining circle The gems drop away. When true hearts lie withered And fond ones are flown, Oh! who would inhabit, This bleak world alone? Puisi ini juga diberi melodi (lupa siapa yang ngasih melodinya, but you can google it if you

Yang Tak Terucap

Image
Kepada sebuah nama   Sepertinya (hanya sepertinya) aku rindu padamu, Sayangku Pada keasingan yang akrab itu, pada dendang dalam bisu itu Dan pada rahasia di telaga matamu yang aku pura-pura tahu Untuk beberapa jenak, di hatiku bergulir lagi sebuah sajak Dalam lubukku ia menyorak. Ia bergerak. Ia teriak...   "Kau masih saja desau angin di telingaku. Semerbak kesturi di hidungku Geletar dingin di sumsumku. Guncangan gempa pada inti keberadaanku Sepertinya, Sayangku... Hanya sepertinya..." Tapi kata-kata menghantam dinding udara. Dalam hampa. Dalam lena Tak tersampaikan walau sebisik saja, walau selirik saja, dan kini kita... Kembali pada apa kita semula. Kembali ke mana kita pernah berada Oh, betapa senyapnya! Oh, betapa redupnya! Antapani, 30 September 2011 Vera F. Maharani

Di Negeri Ini Semua Bernyawa

(Sebenarnya terlalu siang untuk kita berkubang di sofa tua di pojok ruangan. Terlalu banyak yang harus dilihat di dunia dan kotak usang di hadapan kita tidak cukup bukan? Tapi baiklah, beringsut perlu tenaga, lagipula… lebih enak begini, berjarak dari realita…) Di negeri ini semua bernyawa. Batuan dan ‘pohonan juga baru cerita tentang desau angin dan warna, O, hijau sejuk di mata! “Siapa tak kenal, zamrud khatulistiwa!” begitu kita bangga Samudera biru lubuk hati Ibu Pertiwi Sepotong surga di muka bumi Begitu sampai kita kenal api, kita kenal dengki Kita kenal cara-cara meracun diri Di negeri ini semua bernyawa. Manusia, tentu saja. Pemimpin dunia, makhluk Tuhan paling mulia Orang-orang penuh senyum; bijak, ramah, dan ceria Bagaimana tidak? Alam telah lama mengundang kita dalam jamuan Di mana ongkosnya hanya berupa jabatan tangan… Begitu sampai kita kenal permainan baru : tuhan-tuhanan Jiwa manusia beda ha

Oval 2011 : Behind The Persona

Image
Keluarga Oval 2011, divisi ter-ea abad ini. Menyusul posting yang terdahulu tentang haru biru dan suka duka menjadi Oval , saya menulis lagi tentang ini. Eh, bukan menulis, mengepos gambar, lebih tepat dikatakan seperti itu, Thanks a bunch untuk Ainin Rahmanawati yang sudah mengunggah foto-foto ini di FB untuk kemudian saya sebarkan ke seluruh dunia. Terima kasih juga buat semua orang yang lagi nyantai di ruang panitia tapi kemudian kami todong untuk mengabadikan momen-momen ini. Cika, Ainin, lupa siapa lagi karena kayaknya banyak. haha. A good dose of craziness won't hurt anyone, I hope.. hehe. Atas : Aziz Rada atas sedikit (kiri-kanan): Nida, Indah, Desty, Rai, Fika Bawah (kiri-kanan): Jagil, Yoshi, aku, Ilmi, Mijon Ini adalah wajah default di hadapan maba. Kecuali Ilmi dan Desty (TERUTAMA Ilmi), yang mengaku nggak bisa pasang tampang jutek tegas di depan kamera. Percayalah pada waktu mengobservasi maba, ekspresi mereka bisa lebih datar --JAUH LEBIH DATAR-- daripada ini.

Haru Biru Divisi Oval (Observasi Evaluasi) PMB 2011

Image
Peringatan : Posting ini tidak ditulis dengan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar. (Jaga-jaga kalau ada yang protes karena tata bahasa saya di sini, berhubung saya lumayan rewel soal ini waktu memeriksa essay maba...) Sabtu, 13 Agustus 2011. Jam 19.05 Akhirnya, PMB 2011 berakhir sampai di sini. Seperempat hati berteriak "AYE!". Nggak ada lagi begadang mantengin panfas/apa pun itu. Nggak ada lagi hari-hari bermalam di Jatinangor dan bikin resah-gelisah orang serumah (dan bikin orang-orang yang nampung saya di kosannya pengen nendang saya keluar, hehe. Mohon maaf dan kecup sayaaaang buat duo kembar Syifa Fathiannisa dan Fika Mardianti yang udah mau-maunya saya tebengin selama PMB ya). Nggak ada lagi hectic-hectic yang bikin pengen ngeledakin mercon dalam mulut. Semuanya selesai...selesai... Hiks. Ya, selesai... Tiga perempat bagian hati saya yang lain teriak juga, tapi teriaknya sambil nangis. PMB 2011 selesai...dan menyisakan kenangan yang menggigit-gigit, minta diingat

Belenggu

Kepada sebuah nama Sayangku, aku mengingatmu pada jendela-jendela basah berkabut pada senja, dan hujan, dan semerbak wangi rumput pada bangku-bangku dingin yang dahulu berpenghuni di sepanjang jalan kita biasa menyanyikan hidup. Semua terasa begitu lamanya kurasa bagaikan tak pernah ada Namun, tepat saat itu! Wajahmu terlukis lagi, dan kuhidupkan kembali jiwa-jiwa manis yang tak pernah kita temui petak-petak langit yang tak kita tanami mimpi jalan-jalan yang tak kita susuri, tempat-tempat yang tak kita jelajahi Mereka itu, Sayangku, imaji-imaji kecil yang kini memanggil... Jatinangor, 12 Agustus 2011 Vera F. Maharani

Giving Up and Letting Go

Image
Saya tahu saya punya kecenderungan ini : memasang tujuan yang tinggi, mengambil beban yang banyak... over-estimate terhadap kemampuan saya s endiri. Menganggap bahwa entah bagaimana, saya pasti bisa menanggulangi itu semua. Dan seandainya pun saya tidak seberhasil yang saya inginkan, saya tetap akan mendapat pelajaran berharga. Lalu lambat laun, saya kembali sadar bahwa saya tidak sekuat itu, dan itu semua salah saya sejak awal. Why did I do this in the first place? What was I thinking?   Why couldn't I be strong enough like I always want to be?  Kemudian saya akan dihadapkan pada pilihan mengesalkan itu : fight or flight? Pada awalnya, saya akan melakukan fight, sekuat tenaga saya. Berusaha, melawan, terkadang membabi-buta. Namun tenaga saya ada batasnya, dan kemudian saya akan melakukan flight. Dan saya akan merasa kecewa pada diri saya sendiri, karena pilihan-pilihan yang saya ambil ini adalah total failure. Gagal total. Menyerah, melepaskan, melarikan diri...itu sem

Pada Hari di Mana Suhu Tubuh Tinggi Menyiksa, Imajinasi Merajalela

Unbelievable. Saya sakit. Bukan, bukan berarti saya menganggap diri saya adalah Hercules/siapa deh yang nggak pernah sakit. Saya pernah sakit, sering malah. Dari yang ecek-ecek sampai yang agak berat sedikit (Alhamdulillah yang berat pisan mah belum, eh jangan ya Allah), dengan berbagai macam penyebab pula. Orangtua saya bilang ini gara-gara saya terlalu sering berkelana ke Nangornia, dari pagi sampai sore, padahal nggak ada jadwal SP. Suatu alasan yang saya curigai kebenarannya karena waktu hari-hari biasa pun saya kuliah di sana, pergi ke sana minimal lima hari dalam seminggu juga. Dan saya baik-baik saja tuh, Alhamdulillah. Jadi saya mengambil kesimpulan, bukan itu yang bikin saya sakit. Ah...tapi biarlah diagnosis itu jadi urusan dokter... Tiga hari terakhir ini saya memang sering merasa pusing. Keseimbangan saya yang biasanya payah, jadi makin oleng. Satu jam setengah di Damri jadi terasa menyiksa. Tapi saya nggak peduli, saya bilang, itu bukan apa-apa. Jadi saya nggak men

Hari Ini, Setelah Menyelami Gie

Image
Soe Hok Gie (1942-1969) The epitaph on his grave read : "Nobody knows the trouble I see, nobody knows my sorrow." Gie...I'm ashamed to admit that I don't either Hari Ini, Setelah Menyelami Gie Maafkan aku, aku tak mampu gelisah dalam dunia kecilku yang tanpa masalah Aku baik-baik saja, hidup baik-baik saja Derita adalah sayup-sayup nun jauh di seberang... dan risaumu adalah negeri Atlantis dalam legenda Ada namun asing. Asing. Kau menggedor jendelaku dan berkata, "Yang kau lihat itu palsu, palsu!" Cahaya terang yang kulihat itu adalah seribu kunang-kunang yang besok pagi mati Dan apa yang selama ini meresahkanku itu cuma nyeri segigitan kutu! Yang kukenal cuma sepetak tanah di bawah kakiku Sejumput langit di atas kepalaku Dan realita di luar sana, manis pahit getirnya menunggu sampai aku berani membuka mata Gadis kecil malang, apa yang kamu tahu tentang dunia? Tidak ada! Tidak ada! Bandung, 5 Juni 2011 Vera F. Maharani Se