Posts

Showing posts from August, 2011

Oval 2011 : Behind The Persona

Image
Keluarga Oval 2011, divisi ter-ea abad ini. Menyusul posting yang terdahulu tentang haru biru dan suka duka menjadi Oval , saya menulis lagi tentang ini. Eh, bukan menulis, mengepos gambar, lebih tepat dikatakan seperti itu, Thanks a bunch untuk Ainin Rahmanawati yang sudah mengunggah foto-foto ini di FB untuk kemudian saya sebarkan ke seluruh dunia. Terima kasih juga buat semua orang yang lagi nyantai di ruang panitia tapi kemudian kami todong untuk mengabadikan momen-momen ini. Cika, Ainin, lupa siapa lagi karena kayaknya banyak. haha. A good dose of craziness won't hurt anyone, I hope.. hehe. Atas : Aziz Rada atas sedikit (kiri-kanan): Nida, Indah, Desty, Rai, Fika Bawah (kiri-kanan): Jagil, Yoshi, aku, Ilmi, Mijon Ini adalah wajah default di hadapan maba. Kecuali Ilmi dan Desty (TERUTAMA Ilmi), yang mengaku nggak bisa pasang tampang jutek tegas di depan kamera. Percayalah pada waktu mengobservasi maba, ekspresi mereka bisa lebih datar --JAUH LEBIH DATAR-- daripada ini.

Haru Biru Divisi Oval (Observasi Evaluasi) PMB 2011

Image
Peringatan : Posting ini tidak ditulis dengan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar. (Jaga-jaga kalau ada yang protes karena tata bahasa saya di sini, berhubung saya lumayan rewel soal ini waktu memeriksa essay maba...) Sabtu, 13 Agustus 2011. Jam 19.05 Akhirnya, PMB 2011 berakhir sampai di sini. Seperempat hati berteriak "AYE!". Nggak ada lagi begadang mantengin panfas/apa pun itu. Nggak ada lagi hari-hari bermalam di Jatinangor dan bikin resah-gelisah orang serumah (dan bikin orang-orang yang nampung saya di kosannya pengen nendang saya keluar, hehe. Mohon maaf dan kecup sayaaaang buat duo kembar Syifa Fathiannisa dan Fika Mardianti yang udah mau-maunya saya tebengin selama PMB ya). Nggak ada lagi hectic-hectic yang bikin pengen ngeledakin mercon dalam mulut. Semuanya selesai...selesai... Hiks. Ya, selesai... Tiga perempat bagian hati saya yang lain teriak juga, tapi teriaknya sambil nangis. PMB 2011 selesai...dan menyisakan kenangan yang menggigit-gigit, minta diingat

Belenggu

Kepada sebuah nama Sayangku, aku mengingatmu pada jendela-jendela basah berkabut pada senja, dan hujan, dan semerbak wangi rumput pada bangku-bangku dingin yang dahulu berpenghuni di sepanjang jalan kita biasa menyanyikan hidup. Semua terasa begitu lamanya kurasa bagaikan tak pernah ada Namun, tepat saat itu! Wajahmu terlukis lagi, dan kuhidupkan kembali jiwa-jiwa manis yang tak pernah kita temui petak-petak langit yang tak kita tanami mimpi jalan-jalan yang tak kita susuri, tempat-tempat yang tak kita jelajahi Mereka itu, Sayangku, imaji-imaji kecil yang kini memanggil... Jatinangor, 12 Agustus 2011 Vera F. Maharani

Giving Up and Letting Go

Image
Saya tahu saya punya kecenderungan ini : memasang tujuan yang tinggi, mengambil beban yang banyak... over-estimate terhadap kemampuan saya s endiri. Menganggap bahwa entah bagaimana, saya pasti bisa menanggulangi itu semua. Dan seandainya pun saya tidak seberhasil yang saya inginkan, saya tetap akan mendapat pelajaran berharga. Lalu lambat laun, saya kembali sadar bahwa saya tidak sekuat itu, dan itu semua salah saya sejak awal. Why did I do this in the first place? What was I thinking?   Why couldn't I be strong enough like I always want to be?  Kemudian saya akan dihadapkan pada pilihan mengesalkan itu : fight or flight? Pada awalnya, saya akan melakukan fight, sekuat tenaga saya. Berusaha, melawan, terkadang membabi-buta. Namun tenaga saya ada batasnya, dan kemudian saya akan melakukan flight. Dan saya akan merasa kecewa pada diri saya sendiri, karena pilihan-pilihan yang saya ambil ini adalah total failure. Gagal total. Menyerah, melepaskan, melarikan diri...itu sem