Posts

Showing posts from September, 2011

Yang Tak Terucap

Image
Kepada sebuah nama   Sepertinya (hanya sepertinya) aku rindu padamu, Sayangku Pada keasingan yang akrab itu, pada dendang dalam bisu itu Dan pada rahasia di telaga matamu yang aku pura-pura tahu Untuk beberapa jenak, di hatiku bergulir lagi sebuah sajak Dalam lubukku ia menyorak. Ia bergerak. Ia teriak...   "Kau masih saja desau angin di telingaku. Semerbak kesturi di hidungku Geletar dingin di sumsumku. Guncangan gempa pada inti keberadaanku Sepertinya, Sayangku... Hanya sepertinya..." Tapi kata-kata menghantam dinding udara. Dalam hampa. Dalam lena Tak tersampaikan walau sebisik saja, walau selirik saja, dan kini kita... Kembali pada apa kita semula. Kembali ke mana kita pernah berada Oh, betapa senyapnya! Oh, betapa redupnya! Antapani, 30 September 2011 Vera F. Maharani

Di Negeri Ini Semua Bernyawa

(Sebenarnya terlalu siang untuk kita berkubang di sofa tua di pojok ruangan. Terlalu banyak yang harus dilihat di dunia dan kotak usang di hadapan kita tidak cukup bukan? Tapi baiklah, beringsut perlu tenaga, lagipula… lebih enak begini, berjarak dari realita…) Di negeri ini semua bernyawa. Batuan dan ‘pohonan juga baru cerita tentang desau angin dan warna, O, hijau sejuk di mata! “Siapa tak kenal, zamrud khatulistiwa!” begitu kita bangga Samudera biru lubuk hati Ibu Pertiwi Sepotong surga di muka bumi Begitu sampai kita kenal api, kita kenal dengki Kita kenal cara-cara meracun diri Di negeri ini semua bernyawa. Manusia, tentu saja. Pemimpin dunia, makhluk Tuhan paling mulia Orang-orang penuh senyum; bijak, ramah, dan ceria Bagaimana tidak? Alam telah lama mengundang kita dalam jamuan Di mana ongkosnya hanya berupa jabatan tangan… Begitu sampai kita kenal permainan baru : tuhan-tuhanan Jiwa manusia beda ha