True Life Partner : Robert and Elizabeth B. Browning

  "I am not of a cold nature; cannot bear to be treated coldly. When cold water is thrown upon a hot iron, the iron hisses. I wish that water would make that iron as cold as self." - Elizabeth Barrett Browning
Oke, menurut primbon seharusnya saya nggak galau-galauan sampai sehari lagi, but to hell with primbon. Saya tetap memilih hari ini untuk ngobrolin cinta-cintaan.


Beberapa minggu lalu sempat ngobrol sama beberapa orang teman soal cerita cinta favorit. Segala macam cerita keluar, mulai dari kisah cinta Romeo-Juliet sampai cerita cinta bapak ibunya sendiri.

As much as I love Romeo-Juliet's or my own parents' love story, inilah cerita yang saya ajukan, tentang Robert dan Elizabeth Barrett Browning. This is one of my favorite non-fictional love story (Well, I like a lot of love story, hahaha...). Mereka berdua adalah penyair pada zaman Victoria, and they are partner in life as well as in literary world. Menyenangkan aja gitu kebayangnya, punya pasangan hidup yang sevisi dalam hidup dan punya passion yang serupa pula. Doesn't that sound like a love story you'd love to have? :D
 
---
A painting of Robert Browning by
Michele Gordigiani
Hubungan antara Robert Browning (1812-1889) Elizabeth Barrett Browning (1806-1861) bermula dari surat-surat Robert kepada Elizabeth yang menyatakan kekagumannya pada puisi-puisi Elizabeth. Surat-surat itu berlanjut, dan lambat laun objek kekaguman itu pun bertambah. Bukan hanya pada puisi, melainkan juga pada diri Elizabeth sendiri. 

Elizabeth agak ragu untuk menerima Robert, karena dia tidak tahu apa bagusnya dia buat Robert. Dia lebih tua enam tahun, juga sangat lemah karena cedera tulang belakang yang dideritanya. Dia memiliki pengalaman pahit soal cinta, juga merasa telah mengalami banyak kesedihan. Butuh waktu lama bagi Robert untuk melumerkan hati Elizabeth melalui banyak sonata, meyakinkan Elizabeth bahwa dia mencintai Elizabeth karena dia mencintai Elizabeth, itu saja. Tidakkah pengakuan-pengakuan semacam itu bikin meleleh? 

Painting of Elizabeth Barrett Browning
source : denisemillerholmes.blogspot.com
Tantangan lain datang dari ayah Elizabeth yang tidak menyetujui anak-anaknya menjalin hubungan cinta. Ayah Elizabeth memutuskan hubungan keluarganya dengan Elizabeth seperti yang dia lakukan pada semua anaknya yang menikah tanpa restunya (dan...ayah Elizabeth tidak pernah memberi restu pada anaknya yang mana pun. Such a great dad -___-). Pada akhirnya Robert dan Elizabeth menikah pada tahun 1846, dan seminggu kemudian mereka pergi ke Italia, walaupun dokter memperingatkan bahwa Elizabeth yang sakit-sakitan tidak akan bertahan lama jika mereka pergi ke Italia.

Setelah menikah, bahkan setelah memiliki seorang anak laki-laki pada usia 43 tahun, Elizabeth masih menulis banyak karya seperti Poems of 1850, Casa Guida Windows (1851), Aurora Leigh, dan Poems before Congress (1860). Pada tahun 1850, Elizabeth menerbitkan karya yang berjudul Sonnets from The Portuguese. Walau judulnya Sonnets from The Portuguese, bukan berarti ini puisi terjemahan dari bahasa Portugis atau puisi yang ditulis oleh orang Portugis. As the matter of fact, "my little Portuguese" merupakan panggilan sayang Robert pada Elizabeth. Isi dari Sonnets from The Portuguese adalah puisi-puisi cinta Elizabeth pada Robert.

Pada 1861, Elizabeth meninggal di pelukan suaminya di Kota Florence. Robert dan anak laki-laki mereka, Pen, lalu kembali ke Inggris. Sepeninggal Elizabeth, Robert makin dikenal sebagai penulis (selama Elizabeth masih hidup, Elizabeth lebih terkenal), dan mencapai puncak kariernya pada akhir dekade 1860-an. Robert meninggal pada usia 77 tahun di rumah anak laki-lakinya di Venezia. Dia ingin dikuburkan di sebelah Elizabeth, namun pada saat itu pemakaman Elizabeth di Florence sudah ditutup. Akhirnya dia dikuburkan  di Westminster Abbey, London.

Berikut adalah salah satu puisi cinta yang ditulis Elizabeth pada Robert...One of the most romantic (and interestingly, relatable) love poem...my version, of course.

How Do I Love Thee?

 Elizabeth Barrett Browning and Robert Browning

How do I love thee? Let me count the ways
I love thee to the depth and breadth and height
my soul can reach, when feeling out of sight
For the ends of being ideal and grace 
I love thee to the level of everyday's 
most quiet need, by sun and candle light
I love thee freely, as men strive for right
I love thee purely, as they turn from praise
I love thee with the passion put to use
in my old griefs, and  with my childhood's faith
I love thee with a love I seemed to lose
with my lose saints, I love thee with the breath
smiles, tears, of all my life; and, if God choose
I shall but love thee better after death

Elizabeth Barrett Browning
Sonnet XLIII
taken from "Sonnets from the Portuguese"

Buat saya, E.B.B. dan R.B. adalah contoh yang sangat baik tentang bagaimana cinta membuatmu bertumbuh. Beberapa puisi mereka yang paling tersohor ditulis pada masa pernikahan mereka, dan beberapa bahkan ditulis untuk satu sama lain (termasuk puisi manis How do I Love Thee di atas). Mereka memperlakukan cinta sebagai anugerah yang berharga. They had that love who overcame obstacles, including Elizabeth's own father. Membaca (atau menulis) tentang mereka membuat hati hangat...dan sedikit ngarep, sayangnya saya nggak yakin apakah romantic interest saya suka puisi Hahaha.

Kalau kamu tertarik mengetahui lebih banyak tentang Robert dan Elizabeth Barrett Browning, berikut link-link yang mungkin dapat berguna :

  • Erin's Elizabeth Barrett and Robert Browning Page, milik seorang fangirl seperti saya juga. Mencakup biografi singkat E.B.B. dan R.B., surat-surat yang mereka tulis, serta beberapa puisi pilihan yang pastinya memanjakan mata
  • The Victorian Web : Elizabeth Barrett Browning atau The Victorian Web : Robert Browning , koleksi ekstensif yang mencakup biografi, pandangan politik, agama, tema karya, dan lain-lain. Menarik bagi penggemar sastra yang suka sejarah, atau mahasiswa sastra, atau sekedar penggemar iseng. Lebih menarik lagi karena The Victorian Web membahas sastrawan/-wati lain dari masa Victoria, ditulis oleh orang-orang yang kompeten di bidangnya.

Comments

Popular posts from this blog

Der Erlkoenig (The Elf King), A Poem By Johann Wolfgang von Goethe

Sentimental Hours

Day #1 : 10 Things That Makes Me Happy (PART 2)